Jumat, 08 Februari 2013

persiapan pembukaan gashuku Yamabushi wilayah regional I di markas Yamabushi Cijantung

Rabu, 06 Februari 2013

Ilmu Beladiri

“ Ilmu Beladiri “ dijaman sekarang telah menjadi ajang pamer kegagahan, keindahan “ Seni” dan kekuatan fisik belaka. Mereka seakan “Lupa” bahwa Inti dari belajar Beladiri adalah untuk mendapatkan “ Ilmu beladiri “ yang tidak terbatas hanya pada pengertian sempit yaitu “ Ilmu berkelahi “ saja.
“ Ilmu Beladiri Sejati “ memiliki makna yang sangat luas bagi kehidupan yang sedang kita jalani ini, karena didalam ilmu tersebut diajarkan bagaimana kita dapat mengalahkan tantangan-tantangan hidup yang datang dari luar yaitu : cuaca panas- dingin, mencari nafkah,kelaparan, haus, serangan binatang buas atau manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab dan tidak memiliki rasa welas asih serta datangnya penyakit, demikian pula serangan yang datangnya dari dalam diri sendiri, seperti halnya perasaan takut, cemas, frustrasi,ragu-ragu, kebencian, kemarahan, kesedihan dan kesenangan yang berlebihan.

Semua itu hanya dapat dihadapi dan ditanggulangi dengan memiliki “Ilmu Beladiri Sejati “ yang berisikan  tentang kesadaran sejati, sikap belas kasih, penyabar, menghormati dan menghargai orang lain, suka menolong, kejujuran, kesungguhan hati, kesetiaan, keberanian, menggunakan logika, ketegaran hati, jiwa besar dan jiwa kesatria.
Sebagai manusia yang berilmu dan berpengetahuan, kita  harus “menghargai diri kita sendiri “, tidak benar jika kita membiarkan diri kita dianiaya baik secara fisik maupun perasaan oleh pihak lain,… “ Orang yang berjuang untuk membela dirinya sendiri dapat digolongkan sebagai orang yang sedang melaksanakan Ibadah”.

Mengapa Kita Belajar Beladiri???

Keadaan setiap individu dalam menghadapi sebuah perkelahian sangatlah beragam, tergantung keadaan mental, fisik dan mungkin kedewasaan seseorang. Bila orang dalam taraf minimal di lihat dari strategi beladiri baik fisik maupun mental, yang akan terjadi mungkin demikian: Ketika ia di provokasi dan di serang, ia akan serta merta memberi balasan ke bagian manapun dari tubuh lawannya, asal memuaskan keinginannya atas ketidak relaannya di serang orang lain.emosi yang berlebihan menuntunnya kepada vandalisme.  Ia mungkin akan membela diri secara berlebihan. Tetapi cara itu tidak efektif dan efisien. Belum tentu akan berhasil. Jika orang mempunyai persiapan mental dan fisik dalam beladiri, strategi pertahanan dirinya akan lebih terarah dan tidak berlebihan.

Makna Bentuk dan Tanpa Bentuk

Bagi seorang pemula, gerakan Karate yang terdiri atas berbagai bentuk tangan dan kuda kuda adalah tidak alami. Misalnya dalam situasi perkelahian, tidak lah alami bagi seseorang yang tidak terbiasa dengan Karate untuk berdiri dalam sikap zenkutsu dachi dan melepaskan pukulan lurus gyaku tsuki atau oi tsuki, sebuah gerakan karate yang sangat umum. Akan lebih alami berdiri dalam sikap judo atau memukul seperti dalam tinju barat. Namun gerakan tak alami ini mempunyai banyak keuntungan tehnis di banding pukulan biasa. misalnya menggunakan gerakan Gyaku tsuki menghasilkan lebih banyak tenaga dalam pukulan dan lebih seimbang dalam kuda kuda. Jadi untuk mendapatkan keuntungan ini praktisi harus mempelajari gerakan yang pada mulanya tidak alami dan melatihnya dengan baik sehingga akhirnya menjadi alami baginya.

Dalam tahap awal siswa harus mempelajari dan mempraktekan gerakan karate dengan benar, memperhatikan dengan seksama pada ketepatan bentuk, akurasi dan lain lain. Ini adalah tahap dari tanpa bentuk menjadi bentuk, yang berarti bahwa pada mulanya siswa tidak memiliki bentuk karate, tetapi dengan praktek dan latihan terus menerus, ia akan memiliki bentuk tersebut.
Pada tahap berikutnyaketika seseorang sudah cukup cakap dalam bentuk, jika perlu ia dapat memperbaikinya ataupun menyesuaikannya dengan tuntutan situasi yang dia hadapi. misalnya selain menegakkan badan dalam posisi zenkutsu dachi saat melepaskan gyaku tsuki, ia dapat juga mencondongkan badannya sedikit ke depan untuk mendapatkan jangkauan yang sedikit lebih jauh dengan pukulannya tersebut. Gyaku tsuki merupakan salah satu tehnik yang harus diikuti dengan ketat ketika baru belajar dan mempraktekannya. Hal ini mendekati pada tahap ‘dari bentuk ke tanpa bentuk’, yang berarti setelah menguasai jurus standar seseorang tidak lagi terikat dengan detailnya (dalam sebuah perkelahian). Dalam jenis umum suatu bentuk tehnik, ia dapat saja merubah bentuk kuda kuda, memindahkan tangan , kaki, atau bagian tubuh lainnya sesuai dengan situasi yang di hadapinya. Pada tahap mahir, seseorang bahkan dapat melupakan bentuk jurus, karena pukulannya begitu cepat dan bertenaga, sehingga bagaimanapun dia bergerak, ia dapat melepaskan serangan ataupun melakukan pembelaan diri dengan baik. Ini sama halnya pertarungan antara orang dewasa melawan anak kecil, karena orang dewasa tidak akanperduli dengan tehnik karena ia sangat kuat bila di bandingkan dengan seorang anak, sehingga anak tersebut tak memiliki kesempatan.
Seorang siswa perlu mengetahui bentuk Karate yang di peroleh melalui praktek latihan gerakan dan jurus. Namun sebelum ia dapat melakukan gerakan dan jurus karate dengan baik terlebih dahulu ia harus mempelajari dan melatih KIHON yang merupakan fondasi dari semua tehnik karate..

Yamabushi Goshin Jutsu

YAMABUSHI GOSHIN JUTZU
Untuk memahami teknik teknik Yamabushi tidaklah mudah, ada beberapa prinsip dasar yang harus anda kuasai sebelum menguasai teknik tersebut. Mungkin ada sebagian dari anda yang melihat teknik karate Yamabushi sangat sederhana dan mudah di lakukan, tapi sebenarnya tidaklah semudah itu. Banyak hal yang tidak dapat anda tangkap atau anda mengerti hanya dengan melihat tehnik ini saja. Selain itu ada lima elemen penting yang menjadi konsep dasar tehnik tehnik dalam Yamabushi Karate-do yang harus di pahami oleh setiap murid Yamabushi Karate dojo, yaitu :

Guna Latihan Senjata

Ini adalah sebuah pertanyaan yang sering di tanyakan oleh kebanyakan seniman beladiri. Penggunaan sebuah senjata memiliki percabangan moral dan legal yang membuat latihan senjata kuno kurang menarik, namun disisi lain masih memiliki daya tarik tersendiri.
Banyak seniman beladiri yang berlatih atau mempelajari senjata hanya murni sebagai olah raga (sport) sebagaimana yang mereka lakukan terhadap bentuk-bentuk beladiri lainnya. Kata (jurus) beladiri senjata, seperti kata beladiri tangan kosong di buat atau di modifikasi agar memberikan daya tarik untuk olah raga (sport) daripada untuk aplikasi praktis atau aplikasi tradisional. Hal ini lebih di dasarkan atas daya tarik estetik atau perasaan yang menimbulkan rasa “wah” dari kebanyakan senjata sebagaimana yang di gambarkan di film-film dan televisi.

yamabushi logo